TIMES BOGOR, YOGYAKARTA – Ribuan warga memadati kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta pada Minggu (1/6/2025) malam, dalam acara Parade Seni Budaya Nusantara 2025 yang digelar megah untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.
Acara tahunan ini kembali menjadi magnet wisata dan budaya yang menyedot perhatian publik dari dalam maupun luar kota.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 18.00 WIB, parade tersebut menyulap jantung Kota Yogyakarta menjadi panggung kolosal yang menampilkan keindahan seni dari Sabang sampai Merauke.
Jalan Malioboro yang biasanya padat lalu lintas, berubah menjadi lautan manusia yang larut dalam euforia kebangsaan dan keberagaman budaya.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, membuka acara dengan semangat menggelora. “Salam Pancasila!” teriaknya dari atas panggung utama, disambut riuh warga yang turut meneriakkan seruan tersebut.
Hasto menegaskan pentingnya memperkokoh persatuan melalui budaya dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kelima sila dalam Pancasila adalah fondasi kita. Dan Yogyakarta sebagai kota pelajar dan budaya, harus terus jadi contoh dalam merawat semangat persatuan,” ujar Hasto dengan penuh semangat nasionalisme.
Penonton dibuat terhanyut saat lagu “Yogya Istimewa” menggema, disusul oleh “A Million Dreams” yang dinyanyikan bersama ribuan warga. Deretan penampilan dari berbagai kelompok seni dari Aceh, Papua, Bali, hingga Kalimantan menghadirkan tarian, musik, dan busana tradisional yang memukau.
Parade tahun ini menjadi penyelenggaraan keempat yang didukung oleh hibah Pemerintah Kota Yogyakarta, dan digadang-gadang sebagai yang paling meriah sejauh ini. Tak hanya menghibur, acara ini juga menyampaikan pesan kebangsaan secara halus namun kuat lewat ekspresi budaya.
Sebagai simbol nasionalisme, panitia membagikan 1.000 bendera Merah Putih kepada warga. Momen ini menjadi titik puncak emosional di mana masyarakat tak hanya menyaksikan, tetapi ikut menjadi bagian dari perayaan nilai-nilai Pancasila.
“Saya datang dari Bantul bawa anak-anak, karena saya ingin mereka melihat langsung bagaimana indahnya Indonesia yang beragam ini,” kata Sri Wahyuni (42), warga yang turut hadir.
“Baru kali ini saya merinding lihat parade budaya. Ini bukan sekadar tontonan, ini pengingat bahwa kita satu bangsa,” tambah Rudi Hartono (29), wisatawan asal Surabaya.
Melihat antusiasme publik yang luar biasa, Parade Seni Budaya Nusantara 2025 digadang menjadi agenda tetap tahunan Kota Yogyakarta, sekaligus rujukan nasional untuk memperingati Hari Lahir Pancasila lewat pendekatan budaya.
“Semoga tahun depan lebih besar lagi. Parade ini layak jadi kebanggaan nasional,” ungkap Dina Larasati (21), mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.
Dengan narasi kuat tentang kebinekaan, keindahan seni, dan semangat nasionalisme, Parade Seni Budaya Nusantara membuktikan bahwa budaya adalah jembatan pemersatu bangsa bukan sekadar warisan, tapi kekuatan hidup yang terus menyala di jantung Yogyakarta. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Parade Seni Nusantara 2025 di Malioboro, Wali Kota Yogyakarta Gaungkan Salam Pancasila
Pewarta | : Zidniy Husnaya (Magang) |
Editor | : Ronny Wicaksono |