Berita

Pengamat: Ini Gempa Terbesar di Malang Raya Sejak 1967

Minggu, 11 April 2021 - 14:39
Pengamat: Ini Gempa Terbesar di Malang Raya Sejak 1967 Pengamat Geofisika Kebencanaan Universitas Brawijaya (UB) Prof Adi Susilo, Ph.D. (Foto: Dok. Prof Adi Susilo for TIMES Indonesia)

TIMES BOGOR, MALANGPengamat Geofisika Kebencanaan Universitas Brawijaya (UB) Prof Adi Susilo, Ph.D menyebut bencana alam gempa di Malang, Jatim pada Sabtu (10/4/2021), merupakan gempa terbesar yang terjadi di wilayah Malang Raya sejak tahun 1967.

"Ini salah satu gempa yang dirasakan paling besar. Dulu pada tahun antara 1967-1968 juga terjadi dengan korban yang cukup banyak. Sejak kisaran tahun itu, belum pernah terjadi (gempa) seperti ini," katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (11/4/2021).

Adi menjelaskan, gempa berkekuatan M 6,7 yang diupdate BMKG menjadi M 6,1 di wilayah Barat Daya Kabupaten Malang ini terbilang cukup dangkal dengan kedalaman 25 kilometer.

Guru Besar Bidang Geofisika Kebencanaan dan Eksplorasi Sumberdaya Alam itu membeberkan bahwa daerah yang paling parah adalah bangunan yang berdiri di atas tanah lempung atau daerah berkontur gamping.

Sedangkan daerah yang tekstur tanah dasar bercampur pasir, disebut memiliki risiko yang lebih rendah. Misalnya Kota Malang. Dimana korban bencana di Kota Malang lebih sedikit daripada Kabupaten Malang, terutama wilayah Malang Selatan yang berdekatan dengan laut selatan.

"Tapi di Kota malang jarang karena bawahnya pasir. Karena pasir bisa meredam gempa. Tapi kalau lempung dan lumpur bisa menguatkan gempa. Kota Malang cenderung lebih aman karena di bawahnya pasir," jelasnya.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan jenis dan mekanisme gempa bumi. Menurut data, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik," jelasnya.

BMKG mencatat, dampak gempa bumi di Malang kemarin getarannya terasa di wilayah Malang Raya dan sekitarnya, Kediri, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar, hingga Banjarnegara dan beberapa daerah lainnya.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tuturnya.

BPBD Kabupaten Malang melaporkan ada 696 rumah rusak, 3 orang meninggal, 8 orang luka-luka, 14 fasilitas pendidikan rusak, 8 fasilitas kesehatan rusak, 26 tempat ibadah rusak dan 6 jembatan rusak imbas gempa di Malang.

Bencana alam gempa di Malang, Jatim ini kata Pengamat Geofisika Kebencanaan Universitas Brawijaya (UB) Prof Adi Susilo, Ph.D sebagai pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya mitigasi bencana terutama bagi masyarakat sendiri agar bisa melakukan tindakan awal ketika terjadi bencana. (*)

Pewarta : Mohammad Naufal Ardiansyah
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bogor just now

Welcome to TIMES Bogor

TIMES Bogor is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.