TIMES BOGOR, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan inovasi pestisida nabati berbahan dasar tanaman mimba (Azadirachta indica), yang dianggap mampu menjadi alternatif ramah lingkungan dalam mengelola serangan hama pada tanaman.
Dodin Koswanudin, Peneliti dari Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN, mengungkapkan bahwa mimba dikenal luas karena manfaatnya, terutama dalam pengendalian hama. Bagian tanaman seperti daun, biji, dan kulit kayu mimba mengandung senyawa aktif, salah satunya azadirachtin, yang berfungsi sebagai insektisida alami.
“Pestisida nabati dari mimba tidak hanya efektif mengendalikan serangga, tetapi juga mampu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” ujar Dodin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (6/12/2024).
Dodin menjelaskan, pestisida nabati berbasis mimba memiliki keunggulan dibandingkan dengan pestisida kimia sintetik. Salah satu keunggulannya adalah mekanisme kerja yang kompleks, sehingga mencegah hama mengembangkan resistensi secara cepat. Selain itu, pestisida nabati ini juga aman bagi musuh alami hama, seperti predator dan parasit, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
Tak hanya sebagai pengendali serangga, mimba juga memiliki sifat antifungal dan antimikroba, yang memungkinkan penggunaannya dalam mengatasi berbagai penyakit tanaman.
“Biji mimba terbukti ampuh mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamur, selain melawan serangga hama,” tambah Dodin.
Dalam sejumlah uji coba, pestisida nabati mimba telah diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman, seperti bawang merah, padi, cabai, edamame, dan kentang.
Aplikasi sederhana dengan mencampur daun mimba ke dalam air dan menyemprotkannya langsung ke tanaman menunjukkan hasil positif. Misalnya, serangan hama pada tanaman bawang merah berkurang signifikan setelah diaplikasikan pestisida mimba.
Penelitian juga menunjukkan keberhasilan pestisida mimba dalam mengendalikan wereng coklat pada tanaman padi. “Setelah tujuh kali aplikasi, kami mencatat penurunan populasi hama yang signifikan dibandingkan dengan tanaman yang tidak mendapat perlakuan,” kata Dodin.
Namun demikian, masih terdapat tantangan dalam penggunaan pestisida nabati mimba, terutama kesulitan mencampur ekstraknya dengan air tanpa tambahan bahan lain. Dodin menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara peneliti, pemerintah, dan petani untuk meningkatkan formulasi dan efisiensi pestisida nabati ini.
“Pengembangan pestisida nabati seperti mimba adalah langkah penting menuju pertanian yang lebih berkelanjutan. Dengan inovasi dan edukasi yang tepat, kita bisa mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, sekaligus menciptakan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan,” kata Dodin. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: BRIN Kembangkan Pestisida Nabati Berbasis Mimba untuk Pertanian
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |