https://bogor.times.co.id/
Ekonomi

Pasokan Listrik dari PLTU Batu Bara di Australia Turun Drastis, Energi Terbarukan Mulai Ambil Alih

Rabu, 04 September 2024 - 15:21
Pasokan Listrik dari PLTU Batu Bara di Australia Turun Drastis, Energi Terbarukan Mulai Ambil Alih PLTU batu bara Bayswater di dekat Muswellbrook di Hunter Valley, Australia, 2 November 2021. (Foto: Mark Baker/AP Photo/VOAIndonesia)

TIMES BOGOR, JAKARTA – Pada minggu terakhir Agustus 2024, pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga uap batu bara (PLTU) di Australia mencapai titik terendah sepanjang masa, turun di bawah 50 persen untuk pertama kalinya.

Data dari pemantau pasar energi, Open-NEM, menunjukkan bahwa PLTU hanya menyumbang 49,1 persen dari total listrik di Australia. Sementara energi terbarukan terus mendekati paritas dengan kontribusi 48,7 persen. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan signifikan dalam produksi energi dari pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang didorong oleh badai di wilayah tenggara Australia.

Meskipun Australia masih menjadi salah satu pengekspor batu bara dan gas terbesar di dunia, negara ini semakin bergeser dari ketergantungan pada bahan bakar fosil menuju energi yang lebih bersih.

Menurut Tim Buckley, seorang pakar finansial iklim, penurunan pangsa batu bara ini juga dipengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu dan musim semi yang lebih hangat dari biasanya, yang mengurangi permintaan listrik hingga 20 persen. "Ini merupakan pangsa batu bara terendah secara historis bagi Australia di pasar energi nasional, tetapi ini juga merupakan pertanda ke arah mana kita nantinya," kata Buckley kepada AFP.

Angin kencang yang melanda kawasan tenggara Australia dengan kecepatan lebih dari 150 kilometer per jam hampir menggandakan produksi tenaga angin, mengisyaratkan peran energi terbarukan yang semakin dominan dalam pasar energi nasional. Buckley menyatakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, batu bara kemungkinan besar akan kehilangan perannya sebagai sumber energi utama. 

Selama tahun 2022-2023, bahan bakar fosil masih menyumbang 91 persen dari total energi yang dikonsumsi di Australia, mencakup penggunaan untuk transportasi dan industri, selain untuk pembangkitan listrik. Namun, dengan banyaknya PLTU yang direncanakan akan ditutup dalam beberapa tahun mendatang, pemerintah Australia bersama para pelaku industri energi sedang berlomba untuk meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah baru saja meluncurkan enam proyek baterai di Australia Selatan dan Victoria yang diharapkan dapat menyediakan 1.000 megawatt kapasitas penyimpanan energi pada tahun 2027. Menteri Energi Chris Bowen menegaskan bahwa transisi energi ini tidak hanya didorong oleh tuntutan iklim, tetapi juga oleh realitas ekonomi. 

""Kita harus menerapkan solusi yang masuk akal sekarang, bukan dalam satu dekade, atau dua dekade lagi, untuk memastikan bahwa kebutuhan energi Australia akan terpenuhi," ujar Bowen.

Meski demikian, Buckley menyoroti bahwa meskipun investasi di sektor energi terbarukan di Australia semakin meningkat, negara ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain seperti Cina.

Cina saat ini menginvestasikan hampir satu triliun dolar Australia setiap tahun dalam teknologi bersih dan energi terbarukan, jauh melampaui Australia. Dalam seminggu, Cina mampu menambah kapasitas energi terbarukan yang setara dengan yang dipasang Australia dalam setahun.

Pekan lalu, regulator energi Australia memperingatkan bahwa investasi berkelanjutan di pasar energi terbarukan sangat penting untuk menghindari risiko pemadaman listrik di masa depan, terutama mengingat proyeksi peningkatan permintaan energi yang signifikan dalam beberapa dekade mendatang.(*)

Pewarta : VOA Indonesia
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bogor just now

Welcome to TIMES Bogor

TIMES Bogor is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.