TIMES BOGOR, JAKARTA – Drakor The Queen Who Crowns telah menuntaskan 12 episodenya dengan apik. Ending manis itu memunculkan raja baru bernama Raja Sejong atau Raja Agung Sejong.
The Queen Who Crown menceritakan perjuangan ratu Wongyeong dalam menjaga dinasti Joseon. Judul itu dipilih karena ceritanya memang sang ratulah yang menjadikan suami dan kemudian anaknya menjadi raja.
Suaminya, Yi Bang Won anak dari Raja Taejo. Namun Yi Bang Won bukanlah Putra Mahkota. Lalu terjadi pertumpahan darah antar saudara, mereka saling membunuh dan berkhianat untuk dapat menjadi raja.
Yi Bang Won dibantu istrinya Wongyeon yang cerdas juga pemberani hingga ia sukses menduduki takhta raja. Yi Bang Won pun menjadi Raja Taejong. Dalam perjalanan sebagai raja, banyak rongrongan dari dalam dan luar istana yang ingin menumbangkan Raja Taejong.
Namun dengan kecerdasannya, ratu Wongyeong bisa mengamankan posisi raja. Hingga saat pemilihan putra mahkota tiba. Sesuai dengan tradisi, anak pertama laki-laki lah yang akan menjadi Putra Mahkota hingga nantinya dipastikan menjadi Raja.
Anak pertama Raja Taejong dan Ratu Wongyeong pangeran Yangnyeong sudah dinobatkan sebagai Putra Mahkota. Namun ia melakukan banyak kesalahan, bahkan yang fatal adalah menerima suap.
Hingga Raja Taejong membuat keputusan mengganti Putra Mahkota. Ratu Wongyeong kemudian memunculkan anak berikutnya bernama Yi To (dalam versi drama bernama Lee Do).
Ia adalah anak yang cerdas dan kuat. Sang Ratu selama ini mengamati apa yang dipelajari olehnya. Bahkan Ratu sempat bertanya apakah Lee Do ingin menjadi raja. Raja Taejo juga pernah bertanya, "Raja seperti apa yang kamu mau?"
Jawaban dari Lee Do membuat Raja dan Ratu yakin, bahwa Lee Do lah yang pantas menjadi Raja Joseon selanjutnya.
Raja Sejong
Di akhir drama The Queen Who Crowns, akhirnya Lee Do resmi menjadi raja Sejong. Ia adalah raja yang disegani sekaligus disayang oleh rakyatnya. Disisi lain para musuh juga takut dengan Raja Sejong.
Dalam sejarah Korea, Raja Sejong adalah raja yang paling tersohor. Ia adalah raja cerdas yang menciptakan huruf hangeul (alfabet/ huruf Korea yang masih digunakan hingga saat ini).
Selama pemerintahannya, Joseon menikmati masa keemasan. Ia memberikan kebijakan yang strategis bagi kerajaan sekaligus menguntungkan untuk rakyat.
Dunia pendidikan dan sains juga berkembang pesat di masa Raja Sejong. Di masa pemerintahannya, kertas berkualitas baik dengan menggunakan serat murbai sukses dibuat. Ia juga mendorong pembuatan mesin cetak.
Raja Sejong mendirikan akademi khusus untuk cendekiawan Konfusiaoisme. Setelah lulus para cendekiawan itu tak hanya memberikan pendidikan di kalangan bangsawan, tapi juga pada warga di seluruh pelosok negeri.
Raja Sejong juga ahli dalam strategi militer. Ia juga sering turun langsung ke medan perang untuk mengatur strategi. ia juga memperkuat pasukan militer dengan latihan yang sangat ketat. Di dunia militer, Raja Sejong mengembangkan beberapa jenis meriam dan mortir baru termasuk panah api yang mirip roket. Kekuatan militer Joseon di bawah Raja Sejong bahkan ditakuti China.
Raja Sejong meninggal dunia pada 1450 di usia 53 tahun. Ia menderita diabetes selama bertahun-tahun, dan akhirnya buta diusia 50 tahun. Sejong yang Agung dimakamkan di Yeongneung di Yeonju, Gyeonggi yang kini menadi salah satu warisan budaya UNESCO. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Siapa Raja Sejong, Ending Manis Drakor The Queen Who Crowns
Pewarta | : Dhina Chahyanti |
Editor | : Dhina Chahyanti |