TIMES BOGOR, BOGOR – Setiap tanggal 1 Juni kita memperingati hari lahir Pancasila. Sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara, sudah semestinya hari bersejarah itu dijadikan momentum untuk mengaktualisasikan kelima sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Di era kemajuan teknologi digital saat ini pengamalan nilai-nilai Pancasila perlu diperkuat mengingat tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin kompleks.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila di era banjirnya informasi saat ini bisa menjadi sebuah oase dalam menjalankan hidup yang lebih baik. Selain itu, hari lahir Pancasila merupakan respons terhadap berbagai krisis moral yang menimpa generasi penerus bangsa.
Kecanduan media sosial, perundungan siber, akses konten pornografi, balapan liar, pergaulan bebas, dan tawuran adalah sederet kemerosotan moral yang dialami generasi muda dewasa ini. Fenomena ini tak terbantahkan karena faktanya memang sering terjadi di tengah-tengah kita.
Lebih miris lagi, banyak generasi muda yang terlibat permainan judi online (judol). Dalam laporannya, PPATK menyebutkan bahwa para pelajar sangat rentan terjerat judi online di mana sekitar satu juta anak muda terlibat dalam permainan haram tersebut.
Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat jumlah transaksi judi online mencapai sebesar Rp327 triliun pada akhir tahun 2023. Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Daring juga mencatat sebanyak 2,37 juta orang terjebak judi online, yang 80 persennya merupakan kelompok ekonomi menengah ke bawah.
Perjudian online juga terjadi di kalangan mahasiswa. Hingga saat ini, sekitar 960.000 pelajar dan mahasiswa terlibat kasus judi online. Dari banyaknya pengguna judi online di Indonesia, sebesar 60% dari angka tersebut adalah generasi Milenial dan generasi Z (www.ugm.ac.id, 27/11/2024).
Pendidikan Pancasila
Peringatan hari lahir Pancasila sudah seharusnya menjadi sebuah panggilan bagi seluruh warga negara untuk merefleksikan dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa di tengah beragam persoalan yang justru mencederai Pancasila itu sendiri.
Pancasila tak cukup hanya dijadikan sebagai slogan atau dokumen sejarah. Pancasila mesti dijadikan landasan moral yang membentuk jati diri bangsa tercinta ini.
Karena itu, peringatan hari lahir Pancasila merupakan momentum penting untuk menumbuhkan kesadaran dan tindakan konkret mengatasi krisis moral yang sedang terjadi. Perundungan siber, akses konten pornografi, balapan liar, pergaulan bebas, dan tawuran antarpelajar menunjukkan adanya pergeseran nilai-nilai luhur Pancasila.
Dalam pandangan Ramsul Nababan (2025), krisis moral di era internet merupakan masalah besar yang mengancam karakter generasi muda, terutama karena paparan konten negatif, tingkat literasi digital yang rendah, dan kurangnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermedia sosial.
Melihat fenomena itu, maka dibutuhkan penguatan pendidikan berbasis Pancasila. Pendidikan yang dimaksud bukan sekadar bertumpu pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat.
Itu artinya, Pancasila harus menjadi panduan dalam tindakan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih beradab dan mampu menghadapi tantangan zaman.
Dalam membangun pendidikan berbasis Pancasila, maka nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya perlu diintegrasikan dalam proses pembelajaran di semua jenjang pendidikan. Apabila ini dapat dilakukan dengan baik, maka akan lahir generasi-generasi bangsa yang unggul secara akademik sekaligus berakhlak mulia. Penanaman nilai-nilai Pancasila di lingkungan pendidikan membutuhkan peran guru.
Dalam konteks pembelajaran, guru perlu memilih metode-metode pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan perkembangan anak-anak muda saat ini. Metode ini penting agar generasi muda tidak bersifat partisipan dengan pendidikan nilai-nilai Pancasila dan mereka mampu menangkal berbagai dampak buruk akibat kemajuan teknologi digital.
Semoga hari lahir Pancasila kali ini tidak hanya menjadi rutinitas yang hampa makna. Lebih dari itu, peringatan ini diharapkan dapat menggugah kesadaran warga negara terutama generasi muda untuk berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Pancasila di tengah tantangan globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks.
***
*) Oleh : Dr. Azwar Anas, M.Pd.I., Anggota DPRD Kabupaten Bogor Fraksi NasDem.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |