https://bogor.times.co.id/
Kopi TIMES

Prestasi Yes Proses No

Kamis, 21 September 2023 - 13:33
Prestasi Yes Proses No Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan(LMJ) Sastra Minangkabau, Anggota Forum Diskusi Rangkiang Pedia.

TIMES BOGOR, SUMATERA – Prestasi merupakan hasil dari usaha yang telah dicapai oleh seseorang yang dapat membuat orang tersebut dikenal oleh orang lain. Prestasi dalam kehidupan tentu memiliki berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan, ekonomi, budaya, sosial dan lainnya. 

Prestasi merupakan hasil kerja keras dari usaha yang telah dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kejayaan baik bagi individu maupun kelompok. Maka dari itu, seseorang hidup biasanya mengejar prestasi agar bisa dihargai orang lain bahkan dikenal oleh orang banyak. 

Salah satu cara untuk mendapatkan kepercayaan dari orang banyak adalah dengan adanya prestasi yang pernah diukir. Karena dengan prestasi tentu hal ini menjadi penunjang bagi orang lain untuk mengikuti kita. 

Proses adalah rangkaian kegiatan yang menghasilkan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses dapat diartikan juga belajar bagi seseorang melalui tahapan-tahapan yang dapat dilalui. Makanya penulis berpendapat disini bahwa proses itu adalah cara belajar bagi seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 

Dalam kehidupan, seseorang tentu memiliki proses yang berbeda dengan orang lain. Ada orang yang memiliki proses yang lama, bahkan ada juga orang yang memiliki proses yang cepat. Tergantung orang tersebut apakah dia mau belajar atau tidak. 

Prestasi dan proses tentu memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Karena tanpa proses prestasi tidak akan ada. Tentu ada rintangan dari setiap proses untuk mengukir prestasi. Karena proses adalah jalan menuju prestasi tersebut. Tanpa adanya jalan itu, maka proses adalah salah satu hal yang wajib dilalui. 

Maka dari itu proses adalah dasar untuk prestasi itu ada. Setiap orang tahu bahwa yang paling berharga dalam prestasi adalah proses yang telah dilakukan individu maupun suatu kelompok. 

Penulis sangat menyayangkan bahwa di zaman sekarang, terjadi permasalahan yang tidak masuk akal di dunia kampus. Contohnya penulis melihat bahwa ada beberapa kampus yang menuntut mahasiswa berprestasi tetapi tidak ada proses untuk mencapai prestasi tersebut. Proses untuk mencapai sebuah prestasi tersebut dihentikan oleh pihak kampus. 

Hal ini yang menjadi sebuah anomali di dunia kampus. Misalnya di saat seperti sekarang. Para mahasiswa baru tidak boleh berkumpul dengan para kakak tingkat. Tentu hal ini adalah salah satu penyelewengan yang tidak masuk akal. 

Hal yang menjadi masalah utama adalah, penulis pernah mendengar bahwa mahasiswa berprestasi akan dikasih bonus dan segala macamnya. Tetapi jalan untuk mencapai itu dihentikan. 

Penulis menanyakan bahwa apakah tenaga pendidik di kampus itu bisa atau tidak memandu mahasiswa baru ini untuk berprestasi sedangkan kegiatan untuk berkumpul saja tidak boleh. 

Penulis juga pernah mendengar bahwa kita di dunia perkuliahan tidak hanya sekedar belajar di bidang akademik saja. Prestasi juga dapat diperoleh diluar akademik. 

Hal-hal yang menjadi problematika seperti ini harus dibicarakan kembali dengan para mahasiswa. Karena tuntutan seperti ini tidak layak untuk digaungkan. Sebab tanpa peran dari kakak tingkat belum tentu, bisa menjadi seperti saat ini. Proses seperti ini juga dihentikan. 

Prestasi dari mana yang timbul? sangat menyayangkan surat edaran yang sudah dibagikan. Akan dikenakan sanksi atau hal lainnya. Atau pertanyaan penulis apakah mahasiswa baru bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dari kakak-kakak tingkatnya?

Tentu pertanyaan seperti ini yang perlu dijawab oleh tenaga pendidik di lingkungan fakultas. Penulis yakin bahwa dengan dihentikan proses dari kakak tingkat seperti ini, sebuah kampus dan fakultas akan kehilangan jati diri. Hal ini yang perlu pimpinan pikirkan sebelum menghentikan segala macam kegiatan yang ada di lingkungan kampus. 

Dengan dalih-dalih ospek atau segala macamnya. Tentu para kakak tingkat ini juga manusia yang berpikir, bukan hanya melakukan hal-hal yang nyeleneh. Para dekan dan rektor dipahami lagi bahwa setiap mahasiswa dituntut untuk prestasi tanpa proses. 

Untuk itu, buat apa kita mengatur orang dengan dalih proses itu hanyalah fiksi. Tentu hal ini bisa dipertimbangkan kembali. Pimpinan kampus perlu mengkaji lebih dalam bahwa proses tersebut bukanlah hal yang instan. Coba ingat kembali bahwa sebelum generasi Z ini ada, pimpinan kampus tentu mengalami juga proses yang panjang ini. 

Mau dibawa kemana para mahasiswa baru ini ketika sebuah proses dihentikan tetapi menuntut prestasi dari kami para mahasiswa dengan dalih untuk branding nama kampus atau fakultas? 

Sebuah hal tanpa proses hanyalah omong kosong belaka. Coba ingat pimpinan kampus yang memiliki ego yang tinggi tapi menuntut prestasi tinggi. Prestasi no prosesnya yes, mungkin lebih cocok. 

***

*) Oleh: Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan (LMJ) Sastra Minangkabau, Anggota Forum Diskusi Rangkiang Pedia.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bogor just now

Welcome to TIMES Bogor

TIMES Bogor is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.