TIMES BOGOR, MALANG – Puluhan alumni Sekolah Pertanian Menengah Atas Negeri (SPMAN) Landbauw Kota Malang bersama Pegiat Pecinta Alam, Pelestarian Punden dan Budayawan di Kota Malang pada tahun 2025 ini sepakat memulai Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem.
Minggu (2/2/2025) pagi ini mereka berkumpul di Sekolah Budaya Tunggulwulung, untuk merealisasikan kesepakatan itu.Dan yang menarik salah satu programnya adalah penanaman bibit pohon alpukat di seluruh penjuru Kota Malang.
Ketua Presidium Komite Kebudayaan Kota Malang dan Pemangku Sekolah Budaya Tunggulwulung, Kolik Nuriadi yang hadir dalam acara tersebut mengatakan Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem ini adalah sebuah gerakan kesadaran masyarakat Kota Malang yang berbudaya.
Kegiatan penanaman pohon alpukat di lokasi Sekolah Budaya Tunggulwulung. (FOTO: Alumni SPMAN for TIMES Indonesia)
"Masyarakat yang mencintai Kota Malang dengan gerakan penanaman pohon di seluruh penjuru Kota Malang," ujar Kolik.
Kolik Nuriadi menambahkan, sebenarnya gerakan penanaman pohon di Kota Malang ini sudah dilakukan mulai masa Wali Kota Peni Suparto (2003-2013) yang banyak menanam pohon tayuman.
Di masa Wali Kota M Anton (2013-2018) dilanjutkan dengan penanaman pohon dari beragam jenis dan pada masa Wali Kota Sutiaji (2018-2023), banyak dilakukan penanaman pohon jampinang.
Pada periode 2021-2024, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko juga menggerakkan penanaman pohon pule di seluruh wilayah Kota Malang. Tercatat lebih dari 20 ribu bibit pohon pule yang telah ditanam di Kota Malang selama 3 tahun.
Karena itu berdasarkan berbagai pertimbangan dan hasil musyawarah bersama, akhirnya disepakati bahwa mulai tahun 2025 ini, akan digelorakan Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem, yang salah satu programnya adalah penanaman bibit pohon alpukat di seluruh Kota Malang.
Mengapa pohon alpukat?
Pertimbangannya mulai soal sedekah oksigen, upaya penurunan suhu Kota Malang, hasil ekonomis, kesehatan masyarakat hingga penguatan daya dukung program ketahanan pangan perkotaan serta penanganan stunting atau gizi buruk masyarakat.
Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem ini juga telah dimusyawarahkan dengan Wali Kota Malang terpilih Wahyu Hidayat, akademisi dan mantan Rektor Universitas Brawijaya Prof Mohammad Bisri dan beberapa tokoh masyarakat di Kota Malang.
Mereka kemudian dipercaya sebagai Dewan Pembina Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem. Bahkan ada pula keterlibatan aktif Difabel Pecinta Alam (DIFPALA) dari Lingkar Sosial Indonesia (Linksos) yang dikomandoi oleh Ken Kertaningtyas.
Kegiatan Bhakti Alumni SPMAN Kota Malang ini juga dihadiri seorang petani alpukat asal Pasuruan Dedi Sumanto. Dedi Sumanto memiliki ribuan pohon alpukat yang ditanam sejak 2018 di atas lahan seluas lebih dari 7 hektare.
Dedi Sumanto hadir mendukung penuh Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem, bahkan ia juga menyumbangkan bibit pohon Alpukat dari beragam varietas.
"Semoga, ke depan Kota Malang menjadi semakin adem. Adem lingkungannya, adem atmosfernya, adem masyarakatnya. Semoga pohon alpukat yang diperbanyak untuk ditanam di Kota Malang, bisa menjadi sumber manfaat ekonomi dan ekologis yang sebesar-besarnya," ujar Dedi Sumanto.
Alumni SPMAN yang hadir pada acara tersebut mulai dari Angkatan Tahun 1966. Mereka terlihat antusias dan bersemangat untuk menanam serta memupuk bibit pohon alpukat yang ada di lingkungan kebun Sekolah Budaya Tunggulwulung.
Selain itu, juga dilakukan sosialisasi pemupukan dengan menggunakan Eco Enzim yang dipelopori oleh Alumni SPMAN Kota Malang.
Ketua Alumni SPMAN Kota Malang, Bambang Sutejo menyatakan bahwa kegiatan Bhakti Alumni SPMAN Kota Malang ini merupakan kiprah nyata yang bisa diberikan untuk Kota Malang, khususnya dalam bidang pertanian.
"Kami sangat mendukung Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem ini. Apalagi program kerja utamanya adalah menanam pohon Alpukat. Ini sangat tepat dan bijaksana untuk membangun kelestarian lingkungan alam di Kota Malang," ujarnya.
Sementara itu Wali Kota Malang Terpilih, Wahyu Hidayat saat bermusyawarah di kediamannya bersama budayawan Kota Malang selaku inisiator Gerakan Kebudayaan Malang Mbalik Adem, juga berharap gerakan ini mampu menjadi daya dukung penguatan program pemberdayaan masyarakat.
"Mulai dari program ketahanan pangan perkotaan, melawan stunting, hingga peningkatan perekonomian masyarakat seluas-luasnya," katanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gerakan 'Malang Mbalik Adem' Siap Tanam Pohon Alpukat di Seluruh Penjuru Kota
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |