TIMES BOGOR, JAKARTA – atu truk sampah milik Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Barat terguling di kawasan Kalimalang, tepatnya Jalan Laksamana Malahayati, Cipinang Muara, Jatinegara, Kamis dini hari. Insiden ini memicu respons cepat dari Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) dan Sudin Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Timur untuk melakukan evakuasi yang berlangsung sekitar satu jam.

Kepala Satuan Pelaksana Perhubungan Kecamatan Jatinegara, Agustang, menjelaskan bahwa proses evakuasi membutuhkan waktu panjang karena petugas harus mengosongkan muatan truk terlebih dahulu.

“Sampahnya harus dikosongkan dahulu. Setelah itu, barulah truk yang terguling bisa dievakuasi,” kata Agustang.

Kronologi: Manuver Menghindari Pemotor Jadi Pemicu

Data lapangan menunjukkan truk dengan nomor polisi B 9761 TOQ itu melaju dari Cawang menuju Bekasi sekitar pukul 03.00 WIB. Truk berada dalam rutinitas distribusi sampah lintas wilayah.

Namun, saat tiba di lokasi, sopir panik ketika sebuah sepeda motor menyalip dengan kecepatan tinggi. Dalam kondisi tersebut, sopir langsung membanting setir ke kanan, sehingga kendaraan menabrak separator pembatas u-turn di Jalan Cipinang Balai III.

Benturan keras membuat truk terguling dan muatan sampah berhamburan ke lahan kosong di bawah Tol Becakayu.

“Truk terguling dan sampah berhamburan,” ujar Agustang.

Data Penanganan: Crane, Ekskavator, dan Puluhan Satgas

Untuk mengevakuasi kendaraan tersebut, Sudinhub Jakarta Timur mengerahkan satu mobil derek (crane), satu truk sampah, dan satu ekskavator. Penanganan dilakukan antara pukul 08.00 hingga 09.00 WIB.

Setelah berhasil ditegakkan, truk langsung diserahkan kembali ke Sudin LH Jakarta Barat.

Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden tersebut.

Sementara itu, puluhan Satgas LH Jakarta Barat segera membersihkan sampah yang tersebar di bawah Tol Becakayu.

“Muatan sampahnya sangat penuh,” kata Agustang menambahkan.

Analisis Singkat: Pola Risiko Jalan Perkotaan

Sebagai catatan analisis, pola kecelakaan yang melibatkan manuver menghindari pemotor mendominasi insiden transportasi perkotaan, terutama di ruas padat seperti Kalimalang. Kombinasi kecepatan, ruang manuver sempit, dan perilaku berkendara agresif menjadi pemicu utama.

Dalam kasus ini, indikator penyebab mencakup Panic steering ketika menghadapi kendaraan roda dua, Ruang gerak terbatas pada jalur padat separator, atau Muatan berat yang meningkatkan risiko kehilangan kendali saat manuver mendadak.

Evakuasi satu jam dengan melibatkan alat berat mengindikasikan tingginya volume sampah sekaligus menunjukkan kesiapsiagaan lintas instansi dalam merespons insiden non-bencana. (*)