TIMES BOGOR, BOGOR – Agnes Marilyn Sukamto, yang akrab disapa Teh Agnes, adalah representasi generasi muda yang memilih berkontribusi nyata bagi Kota Bogor. Lahir dan besar di Kota Hujan, perempuan bersuku Tionghoa ini menyadari panggilan untuk berbuat lebih.
"Sebagai anak muda yang lahir dan besar di Kota Bogor, ada perasaan bersalah tidak ikut terjun langsung," ujar pemilik bisnis floral (florist) ini kepada TIMES Indonesia, pada Senin (27/10/2025).
Berbekal gelar Sarjana (S1) Teknologi Pangan, ia kini mendedikasikan waktu antara mengelola usahanya, membaca, dan menulis, sambil aktif menyuarakan isu-isu penting melalui akun media sosial Instagram @agnesmarilyn.
Panggung Kontribusi di Mojang Jajaka
Keputusan Teh Agnes terjun ke dunia kontes Mojang Jajaka (Moka) Kota Bogor bukan tanpa alasan. Ia ingin memiliki suara yang lebih lantang untuk didengar ketika menyuarakan opini. Ia mengakui, sebagai minoritas, kadang ada kekhawatiran akan pembatasan hak-hak.
Oleh sebab itu, dengan muncul sebagai Mojang Pinilih Wakil 1 Kota Bogor 2023, ia berharap tidak hanya dirinya yang terlihat, tetapi juga komunitas yang mendukungnya etnis Tionghoa, Gereja Katolik, teman-teman Tuli, dan perempuan berdaya.
Momen Agnes Marilyn dan Moka Kota Bogor bersama komunitas difabel. (FOTO: Agnes for TIMES Indonesia)
"Saya yakin dan percaya bahwa toleransi itu bukan hanya soal cerita panjang sejarah masa lalu, tapi apa yang kita jalani saat ini," ucap Agnes menuturkan dengan nada optimis sembari tersenyum manis
Jejaring Prestasi dan Pengalaman Multisektor
Perjalanan Teh Agnes diakui telah dihiasi sejumlah prestasi dan pengalaman multisektor. Ia meraih posisi bergengsi sebagai Mojang Pinilih Wakil 1 Kota Bogor 2023 dan dua kali berturut-turut menjadi Winner Reels Content Challenge by National Communication Week Konferensi Waligereja Indonesia pada tahun 2022 dan 2023.
Dalam hal ini lebih lanjut di bidang kemanusiaan, ia merupakan Certified Sign Language Interpreter yang aktif menjadi Moderator & Narasumber pada Hari Disabilitas Internasional dan Hari Ibu 2024.
Pengalaman profesionalnya meluas ke ranah master of ceremony (MC), di antaranya sebagai MC Pengelolaan Kebudayaan Jawa Barat by Disparbud Jawa Barat 2024 dan MC Bogor Street Festival Cap Go Meh 2025.
Menjadikan Keberagaman sebagai Kekuatan
Teh Agnes memandang bahwa Kota Bogor, sebagai kota yang beragam, memiliki peluang besar menjadikan keberagaman sebagai kekuatannya. "Peluangnya, saya bisa menjadi jembatan yang nyata antarbudaya dan agama," katanya, menambahkan bahwa keberagaman adalah kekuatan sejati.
Namun, ia tidak memungkiri tantangan yang masih ada, seperti stereotip yang memicu jarak antarwarga. Tantangan ini, menurutnya, bisa diubah menjadi kesempatan melalui sikap terbuka dan saling menghormati, seperti yang telah diupayakan oleh Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) Kota Bogor.
Ia juga mengutip pepatah Sunda, ‘Dinu kiwari ngancik nu bihari, seja ayeuna sampeureun jaga’, yang mengajaknya tidak melupakan akar budaya di tengah kemajuan. Ia menekankan perlunya generasi muda untuk melestarikan nilai-nilai luhur dan menjadikannya dasar dalam menjaga toleransi di Kota Hujan tercinta.
"Harapannya adalah toleransi di Kota Hujan akan semakin kuat dan nyata dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Bogor kota yang sejuk karena hangatnya hati warga," tandasnya menutup penyampaian. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Suara Agnes Marilyn, Merajut Harmoni Toleransi di Kota Hujan
| Pewarta | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Deasy Mayasari |