TIMES BOGOR, TASIKMALAYA – Tanggal 22 Desember bukan sekadar angka dalam kalender nasional. Lebih dari itu, Hari Ibu merupakan momentum refleksi, penghormatan, dan penghayatan mendalam terhadap sosok yang paling berjasa dalam kehidupan setiap manusia: ibu.
Ia bukan hanya untuk diperingati, tetapi untuk dikhidmati, dihormati, dan dimuliakan sepanjang hayat.
Keberadaan seorang ibu adalah anugerah tak ternilai. Dari rahimnya kehidupan bermula, dari kasih sayangnya karakter manusia dibentuk, dan dari pengorbanannya masa depan generasi disiapkan.
Karena itulah, bangsa Indonesia menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu, sebuah tonggak sejarah sekaligus simbol penghormatan terhadap peran perempuan, khususnya ibu, dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, H. Yadi Mulyadi saat memberikan sambutan dihadapan para pengurus Tim Penggerak PKK di aula Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (22/12/2025) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, H. Yadi Mulyadi, saat memberikan sambutan di hadapan para ibu yang aktif di lembaga mitra Kecamatan Tawang, salah satunya Tim Penggerak PKK.
“Peran ibu memiliki peran yang sangat strategis. Ibu harus menjadi madrasah pertama bagi pendidikan karakter anak-anaknya,” tandas H. Yadi Mulyadi. Senin (22/12/2025).
Menurutnya, pendidikan karakter tidak dimulai di bangku sekolah, melainkan di rumah. Seorang ibu adalah guru pertama yang mengenalkan nilai-nilai moral, etika, kasih sayang, dan tanggung jawab kepada anak-anaknya.
Dari sentuhan lembut, tutur kata, hingga teladan sehari-hari, seorang ibu menanamkan fondasi kepribadian yang akan melekat hingga dewasa.
Makna Menjadi Seorang Ibu
Menjadi orang tua berarti membesarkan anak agar menjadi pribadi yang terbaik. Namun, menjadi seorang ibu memiliki makna yang jauh lebih dalam. Ibu adalah tempat pulang yang paling nyaman, pelukan yang selalu menenangkan, dan suara yang mampu menguatkan, bahkan tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun.
"Seorang ibu adalah sosok yang selalu ada ketika dunia terasa berat. Tak peduli berapa pun usia anaknya, seorang ibu tetap menjadi tempat bergantung, tempat berbagi, dan tempat memperoleh rasa aman yang tak tergantikan."terangnya
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, H. Yadi Mulyadi saat berfoto bersama dengan para pengurus Tim Penggerak PKK di aula Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (22/12/2025) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Dalam kehidupan, terdapat keistimewaan utama seorang ibu yang menjadikannya sosok yang begitu dimuliakan yakni sosok yang Wajib Dihormati. Ibu menempati posisi teratas dalam hal penghormatan. Dalam berbagai nilai budaya dan ajaran agama, ridho Tuhan terletak pada ridho seorang ibu.
Sosok Penuh Pengorbanan
Pengorbanan ibu tidak mengenal waktu dan batas. Sejak mengandung, melahirkan, hingga membesarkan anak, ibu sering kali mengesampingkan kepentingan pribadinya demi kebahagiaan keluarga.
Kemudian Pintu Surga bagi Anak-anaknya, dimana kebaikan, doa, dan kasih sayang seorang ibu menjadi jalan keberkahan dalam hidup anak-anaknya. Berbakti kepada ibu adalah salah satu amal tertinggi yang dijanjikan balasan surga.
22 Desember, Tonggak Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia
Secara historis, 22 Desember merupakan peristiwa besar yang menjadi tonggak sejarah kesatuan pergerakan perempuan Indonesia.
Hari Ibu lahir dari semangat perjuangan perempuan dalam Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tahun 1928.
Bagi bangsa Indonesia, Hari Ibu tidak hanya dimaknai sebagai penghargaan atas jasa seorang ibu dalam lingkup keluarga, tetapi juga sebagai penghormatan terhadap perempuan secara menyeluruh perempuan sebagai pendidik, pejuang, penggerak sosial, dan pilar pembangunan bangsa.
Hari Ibu dirayakan di berbagai belahan dunia dengan cara yang berbeda-beda. Namun, maknanya tetap sama: menghormati peran keibuan, ikatan ibu dan anak, serta pengaruh besar ibu dalam masyarakat.
Hari Ibu adalah simbol cinta tanpa pamrih, pengorbanan tanpa keluh, dan ikatan abadi yang tidak terputus oleh waktu. Sebuah pengingat bahwa di balik setiap pribadi yang kuat, hampir selalu ada sosok ibu yang luar biasa.
Menghormati Ibu, Menguatkan Perempuan, Membangun Bangsa
Peringatan Hari Ibu juga menjadi momentum untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan, mendukung peran ibu dalam keluarga dan masyarakat, serta memastikan perempuan mendapatkan ruang yang adil dan setara dalam pembangunan.
Perempuan, khususnya ibu, memiliki peran penting dalam pembentukan karakter bangsa. Melalui keluarga yang kuat dan penuh kasih sayang, lahirlah generasi yang berakhlak, berdaya saing, dan berkontribusi positif bagi negeri.
"Hari Ibu bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah panggilan nurani untuk lebih menghormati, mencintai, dan memuliakan ibu bukan hanya pada 22 Desember, tetapi setiap hari sepanjang hidup.
Karena sejatinya, kita tidak hanya memperingati Hari Ibu, tetapi kita memiliki seorang ibu yang harus dikhidmati."pungkas H. Yadi (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Momen Hari Ibu 2025, Ibu Didorong Jadi Madrasah Pertama dalam Membentuk Karakter Anak
| Pewarta | : Harniwan Obech |
| Editor | : Ronny Wicaksono |